PROJECT MANAGEMENT
October 16, 2018
Add Comment
Assalamu'alaikum sobat IT semua ,gimana kabarnya?? sudah makan belum?? jika belum makan dulu sana supaya bisa fokus di materi kali ini hehehe.
Saat ini dunia bisnis memang sangat kuat saingannya. Agar kita tidak tertinggal dan dapat bersaing, apalagi dalam sebuah perencanaan perusahaan, kita harus mengetahui bagimana memanajemen proyek dengan baik dan sesuai prosedur. Tujuannya tidak lain agar tujuan dari perusahaan kita tercapai. oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya men-share apa itu Manajemen Proyek? Apa Prinsip Manajemen Proyek ?
Adapun maksud dan tujuan saya adalah:
1. Mengetahui Pengertian Manajemen
Proyek
2. Mengetahui Prinsip Manajemen Proyek
3. Mampu
mengimplementasikannya
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek.
Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik,serta pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
Sejarah
Tidak ditemukan sumber yang pasti mengenai bagaimana sejarah
manajemen proyek yang sebenarnya. Namun, bukti terhadap
diimplementasikannya ilmu manajemen proyek sudah ada sejak ribuan
tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya piramid
raksasa di kota Mesir. Piramida yang secara umum merupakan sebuah
bangunan yang berfungsi sebagai makam raja-raja dan juga sebagai
sarana tempat peribadahan, merupakan bukti yang paling menakjubkan
dari penerapan ilmu manajemen proyek pada masa lalu. Pembangunan
piramid yang tidak dilakukan sembarangan membuktikan bahwa desain
dari setiap sudut bangunan diperhitungkan dengan sangat teliti.
Hampir setiap piramid dibangun dengan memperhitungkan jarak piramid
dengan matahari, karena matahari merupakan elemen terpenting bagi
kehidupan masyarakat kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin
dapat terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan perencanaan,
pengorganisasian dan menggerakkan para pekerja serta melakukan
pengontrolan dalam pembangunannya. Dan sejarah pun mencatat bahwa
bangsa Indonesia juga mempunyai catatan gemilang dalam Manajemen
Proyek, salah satunya adalah Borobudur yang dibangun pada kurun waktu
antara 760 dan 830 AD pada masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di
Jawa Tengah.
Sebagai sebuah dispilin keilmuan, Manajemen Proyek dikembangkan
dari beberapa bidang aplikasi termasuk didalamnya konstruksi sipil,
teknik rekayasa, dan juga aktivitas di bidang HANKAM
(pertahanan-keamanan). Manajemen Proyek telah diterapkan dari awal
perabadan manusia. Di antaranya misalnya Vitruvius (1 abad SM),
Christopher Wren (1632-1723), Thomas Telford (1757-1834) dan Isambard
Kingdom Brunel (1806-1859).
Kemudian baru pada tahun 1900 an Manajemen Proyek dengan proses
sistematiknya diterapkan pada proyek rekayasa yang kompleks. Dua
tokoh yang fenomenal dari manajemen proyek. Adalah Henry Gantt,
disebut ayah dari teknik perencanaan dan kontrol , yang terkenal
dengan penggunaan tentang Gantt chart sebagai alat manajemen proyek;.
dan kemudian Henri Fayol untuk ciptaan-Nya dari 5 fungsi manajemen
yang membentuk dasar dari tubuh pengetahuan yang terkait dengan
proyek dan manajemen program. Gantt dan Fayol, keduanya adalah
mahasiswa Frederick Winslow Taylor untuk memperdalam teori manajemen
ilmiah. Karyanya adalah pelopor alat manajemen proyek modern termasuk
rincian struktur kerja (WBS - Work Breakdown Structure) dan alokasi
sumber daya.
Tahun 1950 menandai awal era Manajemen Proyek modern datang
bersama-sama dengan bidang Rekayasa Teknis (Enjinering) sebagai satu
kesatuan. Manajemen proyek menjadi dikenal sebagai suatu disiplin
ilmu yang berbeda yang timbul dari disiplin ilmu manajemen dengan
model rekayasa Di Amerika Serikat Sebelum tahun 1950-an secara garis
besar, proyek dikelola dengan menggunakan Grafik Gantt, sebagai suatu
alat dan teknik informal. Pada saat itu, dua model penjadwalan proyek
dengan model matematis sedang dikembangkan. Yang pertama adalah
Metode Jalur Kritis (CPM - Critical Path Method) yang dikembangkan
pada suatu proyek sebagai usaha patungan antara DuPont Corporation
dan Remington Rand Corporation untuk mengelola proyek-proyek
pemeliharaan tanaman. Dan yang kedua adalah "Evaluasi Program
dan Tinjauan Teknik" (atau PERT - Program Evaluation and Review
Technique), dikembangkan oleh Booz Allen Hamilton sebagai bagian dari
Angkatan Laut Amerika Serikat (dalam hubungannya dengan Lockheed
Corporation) dalam pengembangan Program rudal kapal selam Polaris;
Perhitungan teknik matematis ini kemudian cepat menyebar ke
perusahaan-perusahaan swasta untuk diterapkan. Dalam waktu yang sama,
model penjadwalan-proyek juga sedang dikembangkan, teknik menghitung
biaya proyek, manajemen biaya, dan ekonomi teknik terus berkembang,
dengan kepeloporannya oleh Hans Lang dan lain-lain.
Pada tahun 1956, American Association of Cost Engineers (AACE),
yang sekarang disebut AACE Internasional; Asosiasi Internasional
untuk ahli Teknik Biaya yang pada awalnya dibentuk oleh praktisi
manajemen proyek dan spesialisasi terkait dengan perencanaan dan
penjadwalan, perkiraan biaya , dan pengenadalian jadwal proyek
(Pengendali Proyek - Project Control). AACE terus bekerja sebagai
perintis dan pada tahun 2006 pertama kali merilis proses yang
terintegrasi untuk manajemen portofolio, program dan proyek (Total
Cost Management Framework). AACE meneawarkan beberapa sertifikasi
seperti CCE, PSP dan lain sebagainya.
Pada tahun 1967, International Project Management Association
(IPMA) didirikan di Eropa, sebagai sebuah federasi dari beberapa
asosiasi manajemen proyek nasional. IPMA memelihara struktur federal
hari ini dan sekarang termasuk asosiasi anggota pada setiap benua
kecuali Antartika. IPMA menawarkan Sertifikasi Tingkat Empat program
yang berdasarkan Baseline IPMA Kompetensi (ICB). ICB ini mencakup
kompetensi teknis, kompetensi kontekstual, dan kompetensi perilaku.
Pada tahun 1969, Project Management Institute (PMI) dibentuk di
Amerika Serikat.PMI menerbitkan buku Panduan yang sering disebut
dengan PMBOK Guide (Project management body of knowledge Guide), yang
menggambarkan praktek manajemen proyek yang umum untuk "hampir
semua proyek dan hampir semua waktu". PMI juga menawarkan
beberapa sertifikasi seperti PMP, CAMP dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri Manajemen Proyek berkembang pada era tahun
1970-1990 an diawali dengan semakin banyaknya berkembang
proyek-proyek infrastruktur yang banyak memerlukan profesional di
bidang Manajemen Proyek. Salah satunya yang berdiri pertama kali
adalah Project Management Institut Chapter Jakarta (yan sekarang
disebut PMI - Indonesia). PMI Indonesia didirikan pada tahun 1996 dan
merupakan organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan,
konsolidasi dan penyaluran manajemen proyek Indonesia dan bekerja
untuk pengembangan pengetahuan dan keahlian untuk kepentingan semua
stakeholder. Organisasi ini adalah salah satu cabang dari Project
Management Institute (PMI), sebuah organisasi, nirlaba profesional di
seluruh dunia terkemuka.
Dan pada tanggal 16 Juli 1999 didirikanlah Ikatan Ahli Manajemen
Proyek Indonesia (IAMPI) yang merupakan asosiasi dari para Ahli
Manajemen Proyek Indonesia dan didirikan di Jakarta, sebagai salah
satu asosiasi profesi anggota LPKJ. Lembaga IAMPI ini juga
menawarakan sertifikasi yang betaraf nasional di Indonesia.
Dan terakhir adalah lembaga ITAPPI (Ikatan Tenaga Ahli Pengendali
Proyek Indonesia) yang didirikan pada tahun 2008 dan merupakan
organisasi profesional dengan bidang pengendali proyek (Project
Control).
Proses
Pendekatan mengenai tahapan proyek secara umum adalah
mengidentifikasi urutan langkah yang harus diselesaikan. Dalam
"pendekatan tradisional" ini, lima komponen perkembangan
proyek dapat dibedakan (empat tahap ditambah kontrol) dan ditambah
lagi tahapan penyelesaian proyek, yang dapat juga dapat disebut
"Siklus Kehidupan Proyek" (Project Life Cycle). Secara
umum, siklus hidup proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan
diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir
proyek tercapai. Terdapat lima tahap kegiatan utama yang dilakukan
dalam siklus hidup proyek yaitu :
- inisiasi;
-
perencanaan dan desain;
-
pelaksanaan dan konstruksi;
-
pemantauan dan sistem pengendalian;
-
penyelesaian.
Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak
sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini,
permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi. Beberapa
pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.
Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi
yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai
solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi
telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga
tim proyek dapat dibentuk.
Tahap Perencanaan dan Desain
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek
terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan.
Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci
sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung.
Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat
dokumentasi project plan, resource plan, financial plan, risk plan,
acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract
supplier dan perform phare review.
Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek dan/atau Konstruksi)
Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas
proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek.
Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan
dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project
plan akan dieksekusi.
Tahap Pemantauan dan Sistem Pengendalian
Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses
manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian
deliverables sebagai hasil akhir proyek.
Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini,
hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya
diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim
proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder
yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan.
Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan
post implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan
proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan
proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang
akan datang.
Organisasi Proyek[vague]
Tahapan ini merupakan tahapan proyek sebelum kemudian ditutup
(penyelesaian). Namun tidak semua proyek akan melalui setiap tahap,
artinya proyek dapat dihentikan sebelum mereka mencapai penyelesaian.
Beberapa proyek tidak mengikuti perencanaan terstruktur dan / atau
proses pemantauan. Beberapa proyek akan melalui langkah 2, 3 dan 4
beberapa kali.
Banyak industri menggunakan variasi pada tahap-tahapan proyek ini.
Sebagai contoh, ketika bekerja pada sebuah perencanaan desain dan
konstruksi, proyek biasanya akan melalui tahapan dengan nama yang
berbeda-beda seperti pada tahapan Perencanaan dengan nama:
Pra-Perencanaan, Desain Konseptual, Desain Skema, Pengembangan
Desain, Gambar Konstruksi (atau Dokumen Kontrak), dan/atau
Administrasi Konstruksi.
Manajemen Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya
hanya dilakukan satu kali. Pada umumnya proyek konstruksi memiliki
jangka waktu yang pendek. Di dalam rangkaian kegiatan proyek
kontstruksi tersebut, biasanya terdapat suatu proses yang berfungsi
untuk mengolah sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu hasil
kegiatan yang menghasilkan sebuah bangunan. Adapun proses yang
terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan melibatkan
pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan terlibatnya banyak pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka
hal ini dapat menyebabkan potensi terjadinya konflik juga sangat
besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa proyek
konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen Konstruksi pada umumnya akan meliputi mutu fisik
konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material serta manjemen tenaga
kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen konstruksi, manajemen tenaga
kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal ini
disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari
rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk
didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek. Adapun fungsi dari
manajemen konstruksi yaitu :
-
Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
-
Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan
-
Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
-
Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
-
Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem
informasi yang baik yang dapat digunakan untuk menganalisis performa
dilapangan
Manajemen Waktu Proyek
Manajemen waktu proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang manajer proyek. Manajemen waktu proyek
dibutuhkan manajer proyek untuk memantau dan mengendalikan waktu yang
dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah proyek. Dengan menerapkan
manajemen waktu proyek, seorang manajer proyek dapat mengontrol
jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk membangun
deliverables proyek sehingga memperbesar kemungkinan sebuah proyek
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukankan seorang manajer
proyek dalam mengendalikan waktu proyek yaitu :
-
Mendefinisikan aktivitas proyekMerupakan sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
-
Urutan aktivitas proyekProses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara tiap-tiap aktivitas proyek.
-
Estimasi aktivitas sumber daya proyekEstimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap penggunaan sumber daya proyek.
-
Estimasi durasi kegiatan proyekProses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
-
Membuat jadwal proyekSetelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi dengan jelas, maka seorang manager proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untu menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan.
- Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyekSaat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak.
Setiap proses di atas setidaknya terjadi sekali dalam setiap
proyek dan dalam satu atau lebih tahapan proyek.
Manajemen Ruang Lingkup Proyek
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer
proyek handal adalah kemampuan dalam melakukan manajemen ruang
lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang manajer proyek harus mampu
memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam proyek adalah
aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut telah
memenuhi kebutuhan proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup
proyek memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta mengendalikan
aktivitas-aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas
apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukan seorang manajer proyek
dalam melakukan manajemen ruang lingkup proyek, yaitu :
-
Perencanaan ruang lingkup proyekPada tahap ini, manajer proyek akan mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi, dikontrol dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana mengendalikan perubahan akan ruang lingkup proyek.
-
Mendefinisikan ruang lingkup proyekPada tahap ini, ruang lingkup proyek akan didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk pengambilan keputusan proyek dimasa depan.
-
Membuat Work Breakdown StructureWBS merupakan pembagian deliverables proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena pada umumnya dalam sebuah proyek biasanya melibatkan banyak orang dan deliverables, sehingga sangat penting untuk mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.
-
Melakukan verifikasi ruang lingkup proyekTahap ini merupakan tahap dimana final project scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.
- Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup proyekDalam pelaksanaan proyek, tidak jarang ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol terhadap perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
Seorang manager proyek merupakan seorang professional dalam bidang
manajemen proyek. Manajer proyek memiliki tanggung jawab untuk
melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penutupan sebuah proyek yang
biasanya berkaitan dengan bidang industri kontruksi, arsitektur,
telekomunikasi dan informasi teknologi. Untuk menghasilkan kinerja
yang baik, sebuah proyek harus dimanage dengan baik oleh manajer
proyek yang berkualitas baik serta memiliki kompetensi yang
disyaratkan. Seorang manajer proyek yang baik harus memiliki
kompetensi yang mencakup unsur ilmu pengetahuan (knowledge),
kemampuan (skill) dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan proyek.
Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil apabila proyek dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang telah
direncanakan. Manajer proyek merupakan individu yang paling
menentukan keberhasilan / kegalan proyek. Karena dalam hal ini
manajer proyek adalah orang yang memegang peranan penting dalam
mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua sumber daya yang dimiliki
dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kenberhasilan dalam pencapaian
sasaran proyek. Untuk menjadi manajer proyek yang baik, terdapat 9
ilmu yang harus dikuasai. Adapun ke sembilan ilmu yang dimaksud
antara lain :
-
Manajemen Ruang Lingkup;
-
Manajemen Waktu;
-
Manajemen Biaya;
-
Manajemen Kualitas;
-
Manajemen Sumber Daya Manusia;
-
Manajemen Pengadaan;
-
Manajemen Komunikasi;
-
Manajemen Resiko;
-
Manajemen Integrasi.
Seorang manajer proyek yang baik juga harus mempersiapkan dan
melengkapi kemampuan diri sendiri yang bisa diperoleh melalui kursus
manajemen proyek. Adapun panduan referensi standart internasional
yang kerap dipergunakan dalam bidang manajemen proyek adalam PMBOK
(Project Management Body Of Knowledge). Setelah seorang manajer
proyek dirasa cukup menguasai bidang pekerjaan yang sedang dijalani,
maka disarankan untuk dapat mengambil sertifikasi manajemen proyek.
Mereka yang berhasil mendapatkan sertifikasi ini akan memperoleh
gelar PMP (Project Management Professional) dibelakang namanya
sebagai bukti dimilikinya kemampuan terkait.
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya
tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan
sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang
akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam
mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat
dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat
melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek
bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan
bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat
waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa
digunakan dalam menyelesaikan suatu proyek. Adapun jenis-jenis
organisasi proyek yang dimaksud antara lain :
Organisasi Proyek Fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek
dibentuk dari fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi.
Organisasi ini biasanya digunakan ketika suatu bagian fungsional
memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian suatu
proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan
wewenang untuk mengkoordinir proyek. Adapun beberapa kelebihan yang
terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain proyek dapat
diselesaikan dengan struktur dasar fungsional organisasi induk,
memiliki fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staf, adanya
pembauran berbagai jenis keahlian bagi tiap-tiap fungsi serta
peningkatan terhadap profesionalisme pada sebuah divisi fungsional.
Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam organisasi proyek
fungsional antara lain proyek biasanya kurang fokus, terdapat
kemungkinan terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap fungsi,
biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama serta motivasi orang-orang
yang terdapat dalam organisasi menjadi lemah.
Organisasi Proyek Tim Khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim
yang bersifat independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar
organisasi yang akan bekerja sebagai suatu unit yang terpisah dari
organisasi induk. Seorang manajer proyek full time akan ditunjuk dan
diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang terdapat
dalam tim. Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi
proyek tim khusus yakni tim akan terbentuk dengan bagian-bagian yang
lengkap dan memiliki susunan komando tunggal sehingga tim proyek
memiliki wewenang penuh atas sumber daya yang ada untuk mencapai
sasaran proyek, sangat dimungkinkan ditanggapinya perubahan serta
dapat diambil sebuah keputusan dengan tepat dan cepat karena
keputusan tersebut dibuat oleh tim dan tidak menunda hierarki, status
tim yang mandiri akan menumbuhkan identitas dan komitmen anggotanya
untuk menyelesaikan proyek dengan baik, jalur komunikasi dan arus
kegiatan menjadi lebih singkat, mempermudah koordinasi maupun
integrasi personel serta orientasi tim akan lebih kuat kepada
kepentingan penyelesaian proyek. Sedangkan beberapa kelemahan yang
ditemukan dalam organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi
besar karena kurang efisien dalam membagi dan memecahkan masalah
dalam penggunaan sumber daya, terdapat kecendrungan terjadinya
perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk serta proses
transisi anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika
proyek telah selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan
departemen fungsionalnya dalam waktu yang lama.
Organisasi Proyek Matriks
Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang
melekat pada divisi fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya
organisasi ini merupakan penggabungan kelebihan yang terdapat dalam
organisasi fungsional dan organisasi proyek khusus. Beberapa
kelebihan yang terdapat dalam bentuk organisasi ini yaitu manajer
proyek bertanggung jawab penuh kepada proyek, permasalahan yang
terjadi dapat segera ditindaklanjuti, lebih efisien karena
menggunakan sumber daya maupun tenaga ahli yang dimiliki pada
beberapa proyek sekaligus serta para personel dapat kembali ke
organisasi induk semula apabila proyek telah selesai. Adapun beberapa
kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi proyek ini antara
lain manajer proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai
pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personel karena keputusan
tersebut merupakan wewenang dari pada departemen lain, terdapat
tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain
pendukung proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi personel
proyek karena personel proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek
dan departemen fungsional.
Organisasi Proyek Virtual
Organisasi proyek virtual adalah suatu bentuk organisasi proyek
yang merupakan aliansi dari beberapa organisasi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu. Struktur kolaborasi ini terdiri
dari beberapa organisasi lain yang saling bekerjasama dan berada
disekelilin perusahaan inti. Adapun beberapa kelebihan yang terdapat
dalam susunan organisasi proyek virtual ini antara lain terjadi
pengurangan biaya yang signifikan, cepat beradaptasi dengan pesatnya
perkembangan teknologi serta adanya peningkatan terhadap
fleksibilitas usaha. Sedangkan beberapa kekurangan yang terdapat
dalam organisasi ini yakni proses koordinasi keprofesionalan dari
berbagai organisasi yang berbeda dapat menjadi hambatan, terdapat
potensi terjadinya kehilangan kontrol pada proyek serta terdapat
potensi terjadinya konflik interpersonal.
Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Dalam
pengerjaannya, selalu ada batasan (time, scope dan budget) yang
mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek. Perubahan terhadap salah
satu faktor akan mempengaruhi faktor yang lain. Seluruh aktivitas
yang terdapat pada proyek merupakan sebuah mata rantai yang dimulai
sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai
benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan perencanaannya
semula.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat terlihat berbagai jenis
kegiatan proyek. Jenis-jenis kegiatan proyek tersebut secara garis
besar terkait dengan pengkajian aspek ekonomi, keuangan, permasalahan
lingkungan, desain engineering, marketing, manufaktur, dan lain-lain.
Namun, pada kenyataannya, tidaklah dapat membagi-bagi proyek pada
satu jenis tertentu saja, kerena pada umumnya kegiatan proyek
merupakan kombinasi dari beberapa jenis kegiatan sekaligus. Akan
tetapi, jika ditinjau dari aktivitas yang paling dominan yang
dilakukan pada sebuah proyek, maka kita dapat mengkategorikan proyek
sebagai berikut :
- Proyek Engineering KontruksiDalam kegiatannya, aktivitas yang paling dominan yang dilakukan dalam proyek ini adalah pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.
- Proyek engineering ManufactureSecara garis besar, kegitan proyek ini meliputi seluruh kegitan yang bersifat untuk menghasilkan produk baru.
- Proyek Pelayanan ManajemenDalam pengerjaannya, aktivitas utama dalam proyek ini adalah merancang system informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibag, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat-obat terlarang dan lain-lain.
- Proyek Penelitian dan PengembanganAdapun aktivitas utama yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu.
- Proyek KapitalSecara umum, kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah, misalnya pembebasan tanah, penyiapan lahan dan pembelian material.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat juga ditarik suatu kesimpulan
yaitu bahwa dalam suatu jenis proyek yang memiliki beberapa aktivitas
sekaligus, maka pembagiannya merupakan kombinasi. Proyek pembuatan
sumur minyak dan gas, jika ditinjau dari segi pembangunannya dapat
dikategorikan sebagai proyek engineering konstruksi. Namun, dari
seluruh tahapan dan biaya yang dibutuhkan pada pelaksanaannya dapat
dikategorikan sebagai proyek capital.
Tantangan
utama sebuah proyek
adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari
adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya.
Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan,
waktu pekerjaan dan anggaran
pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple
constrains" atau "tiga batasan". Dengan semakin
meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam
menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan
ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan.
Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengoptimasikan dan
pengalokasian semua dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang
telah ditentukan.
George R. Terry telah merumuskan fungsi-fungsi tersebut sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) :
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Penggerakan)
4. Controling (Pengendalian)
A. Planning (Perencana'an)
Planning (Perencana'an) adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan). Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
>Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
>Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
>Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
>Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
B. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Dalam proses manajemen, organisasi berfungsi untuk :
>Menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
>Membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
>Mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.
Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :
>Koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),
>Koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
>Koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).
1. Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis :
Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant.
Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.
2. Koordinasi horizontal dan bersifat satu level :
Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.
Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.
3. Koordinasi diagonal :
Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Satuan Kerja Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer merupakan koordinasi vertikal.
C. Actuating (Penggerakan)
Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Berikut ini beberapa metoda mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry, yaitu:
>Hargailah seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa keberadaannya di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
>Instruksi yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan mempertimbangkan adanya perbedaan individual dari pegawainya, hingga dapat dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
>Perlu ada pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan dilaksanakan oleh pegawainya.
>Lakukan praktek partisipasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan dalam penyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai dapat difungsikan sepenuhnya sebagai bagian dari organisasi.
>Upayakan memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutinya.
>Pimpinan perlu menjadi pendengar yang baik, agar dapat memahami dengan benar apa yang melatarbelakangi keluhan pegawai, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan sesuatu keputusan.
>Seorang pimpinan perlu mencegah untuk memberikan argumentasi sebagai pembenaran atas keputusan yang diambilnya, oleh karena pada umumnya semua orang tidak suka pada alasan apalagi kalau dicari-cari agar bisa memberikan dalih pembenaran atas keputusannya.
>Jangan berbuat sesuatu yang menimbulkan sentimen dari orang lain atau orang lain menjadi naik emosinya.
>Pimpinan dapat melakukan teknik persuasi dengan cara bertanya sehingga tidak dirasakan sebagai tekanan oleh pegawainya.
>Perlu melakukan pengawasan untuk meningkatkan kinerja pegawai, namun haruslah dengan cara-cara yang tidak boleh mematikan kreativitas pegawai.
D. Controlling (Pengendalian)
Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawas Umum (General Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan kualitas (quality assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.
Kegiatan ini berlaku juga dalam kegiatan internal konsultan supervisi, dalam artian, kepada pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, selain itu secara internal Site Engineer juga melakukan controlling terhadap Quantity Engineer dan Quality Engineer. Secara keseluruhan internal controlling ini dapat mendorong kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi pekerjaan kontraktor.
Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:
> Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
> Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang , peralatan, bahan)
> Prosedur dan cara kerjanya
> Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Dengan adanya artikel ini kita akan bisa memanajement sebuah proyek dengan prinsip yang telah di sampaikan di atas.Sekian yang dapat saya sampaikan,mohon ma'af apabila ada kesalahan wabillahi taufiq wal hidayah.
Wassalamu'alaikum wr.wb
0 Response to "PROJECT MANAGEMENT"
Post a Comment