-->

Misuh-misuhan


Terima kasih untuk kamu yang sudah berhenti sejenak melihat untaian warna dariku. Dan juga sekali lagi terima kasih karena kamu telah melakukan scan QR code pada kanvas. Disini bukanlah tempat untuk mencari makna dari lukisanku karena itu adalah hak interpretasi kamu. semakin banyak persepsi maka akan semakin hidup. 

Diketikan ini aku hanya ingin misuh, misuh pada kota yang katanya indah padahal begah, yang katanya terbuat dari rindu padahal randu. iya kota ini jogja istimewa, tapi bagiku tidak. 

Sudah 3 tahun aku hidup di jogja, aku ingat pertama kali datang sebagai wisatawan, oh indahnya kota ini. Beraneka ragam orang berbaur, malioboro yang menghantarkan cinta, tugu yang menyebarkan keharmonisan, Oh tuhan apakah ini salah satu dari surga. Itu dulu...

Setelah aku hidup kurang lebih 3 tahunan. aku melihat wisatawan adalah bencana. Dan untuk kamu yang buang sampah sembarang, kamu BANGSAT. Aku sering duduk di pinggiran malioboro maupun tugu. aku selalu memperhatikan pengunjung.

Malioboro yang tak pernah sepi dan selalu menyalurkan sampah tiap detiknya, memang masih ada yang peduli lingkungan tapi tak banyak, mungkin sekitar 5% dari orang yang kuperhatikan tiap menitnya. 

Untuk siapapun "STOP MEMBUANG SAMPAH SEMBARANG" "JOGJA BUKAN BANK SAMPAH". huh


Untuk kamu yang sering mengemudi mobil sendirian, ayolah tolong pakai motor aja. aku tahu itu mobil punyamu tapi jalan adalah punya bersama. 

Yang aku benci juga tentang kota ini adalah kemacetan. Aku kadang seperti orang gila di jalan. Melihat mereka yang sering beradu klakson dan memuntahkan kata kotor. Apakah aku harus mengambil tanah surga supaya jogja ini longgar ??.

Banyaknya populasi manusia sudah tak sanggup di tanggung oleh tanah emas ini. Gedung-gedung sedang melakukan program penggandaan. 

Aku selalu misuh "ASU,BAJINGAN,JANCUK ..." masih banyak lagi umpatan yang ku keluarkan ketika di jalan. Maafkan aku Tuhan. bukannya berdzikir aku malah misuh, aku orangnya ga sabaran.


Temanku seorang warga lokal kota jogja aja benci dengan situasinya. beberapa kali aku juga berdiskusi dengan orang selalu ku temui di jalan. baik itu tukang sampah, badut, pengamen, bahkan pedagang kaki lima.

mereka semua kebanyakan mengumpat pada jogja dan pendatangnya. Berikut ini merupakan unek-unek dari salah satu warga lokal yang ku temui

  

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Misuh-misuhan"

Post a Comment

iklan