Hilang
June 05, 2022
Add Comment
Sudah setahun kamu hilang, tapi aku masih ingat rasa kopi yang selalu kamu pesan di kafe dekat rumahmu. Kamu dengan sepatu unikmu itu. Aku, yang selalu mencoba membuatmu tertawa tanpa henti, kamu yang malah membahas sepatumu.
'Lihat deh sepatuku, aku lukis sendiri lo, menurutmu ini gambar apa ?' Tanya kamu
Aku melihat ke arah sepatumu. Aku jawab dengan jujur, 'kayak tai.'
'Ngga dong, roy.' Katamu 'ini tuh bunga'
Aku melihat kembali ke arah sepatumu lalu aku bilang, 'iya, diatas bunganya ada gumpalan tai.'
'Ada apa sih dengan kamu dan tai?' tanya kamu kesal. 'Akhir-akhir ini hidupku penuh warna, di warnai dengan tai.' Jawabku dengan lucu
'Hah ?!?!' bingungmu. 'Ya gituu..seolah TAI IS MY LIFE.' aku menjawab bingungmu.
'Aku kan udah bilang dari dulu.' Dia menatap mataku.'kalau kamu ada masalah cerita aja, jangan sungkan.' Seandainya aku tahu, setelah ini aku tidak akan pernah bisa lagi curhat dengan kamu.
Sudah setahun kamu hilang, tapi aku masih menyesal. Kenapa aku tidak cerita masalahku dengan tai kepadamu.
Mungkin itu akan jadi momen berkesan di hidupmu. Dimana aku cerita tentang karya seni di toilet, gumpalan tai menempel di dinding toilet. Lalu aku cerita tentang tai yang tidak cepat di kirim ke pembuangan akibat mampet.
Hal ini membuatku kesal. Cowok macam apa aku ini. Roy dengan muka seperti kotoran lalat karena tak pernah merawat muka sejak kamu pergi. Roy, namanya saja seperti fansnya iwan fals "Oy" . Roy, yang kesal waktu main ke toilet cafe bertemu dengan tai yang mengambang di kloset.
Sudah setahun kamu hilang. Aku masih penasaran bagaimana kamu bisa hilang. Aku masih selalu melakukan rutinitas kita. Malam minggu nongkrong di cafe dekat rumahmu. Aku terus memikirkan kamu yang tidak pamit untuk hilang.
'Mas sendirian lagi?' tanya selalu mas barista. 'Mbaknya mana ?'
Aku harus jawab apa. Andai saja ada kamu, pasti kamu bisa menjawabnya.
Sudah setahun kamu hilang. Aku yang selalu minum langsung dari gelas coco banana itu, padahal ada sedotan di dalamnya. Itu yang kamu kesalkan biasanya, bukan?
Katamu dulu, 'itu ada sedotan, kok malah minumnya gitu?'
‘Biar diperhatiin aja,’ kataku.
‘Masih kurang?’ tanyamu.
‘Selalu kurang,’ kataku.
Lalu kamu senyum merasa geli. Tapi jujur, gombalanku cukup dahsyat kan? Percayalah, aku punya lebih banyak lagi, ketika kamu pulang nanti.
Sudah setahun kamu hilang. Tapi aku masih menunggumu di cafe ini dengan segelas mokacino berukuran large kesukaanku. Aku terus memikirkanmu hingga 300ml menjadi 170ml.
Dua bungkus rokok jarumku hilang percuma. Hujan deras tiga jam aku lalui, tapi kamu tak kunjung pulang.
Andai kamu ada tiga jamku di kafe itu akan berwarna, tidak di warnai dengan tai seperti ceritaku sebelumnya. Tapi di warnai oleh senyum manismu yang selalu membuatku tenang.
Sudah setahun kamu hilang. Tapi aku masih menjadi lampu di kafe dekat rumahmu. Di saat semua sudah pergi, aku masih saja menunggumu di meja dekat tanaman bambu. Tempat biasa kita bersenda gurau.
'Roy, rasa bambu enak ga ?' Tanyamu tiba². 'Mmmm..' gumamku dengan ekspesi heran. Lalu kamu mematahkan batang bambu kecil di sebelahmu.
'Roy, cobain deh' suruhmu
'Jangan dong Amira cantik, kan aku bukan panda' elakku
'Kalau kamu ngga mau, aku ngambek heh' kamu dengan ekspresi semut kesemutan
Aku yang tidak ingin kamu begitu. Aku ambil batang bambu yang kamu letakkan di meja tadi lalu aku makan.
'Weh ternyata enak Am..kamu harus cobain' niatku mengerjaimu
'Masa sih ?!?'
Kamu kembali mematahkan batang bambu kecil di sebelahmu dan memegangnya dengan rasa penasaran. Kamu mulai mendekatkannya ke mulutmu, semakin dekat dan semakin dekat lalu hap kamu makan dan eeh
'Enak roy, bambunya enak beneran.' Jelasmu
Semenjak itu kamu tidak pernah lagi pesan cheese roll di cafe itu dan batang bambu lah yang menjadi camilanmu saat kita nongkrong.
Sudah setahun kamu hilang. Tiba-tiba aku lihat instagrammu penuh cerita. Akun yang selalu aku chat tanpa balasan. Sekarang penuh cerita dengan dia yang entah tidak pernah kamu ceritakan kepadaku. Ternyata kamu telah bahagia bersama dia.
Eh eh kok sad ending..bukan begitu akhirnya.
Sudah setahun ku kira kamu hilang. Ternyata cuma pindah cerita. Bukan aku lagi lakonnya tapi berganti dia yang entah aku tak tak ku tak tak tahu ku tak tahu tak. Minuman keras... ES BATU.
Ya namanya hidup kadang bisa pindah-pindah alur dengan lakon berbeda. Ceritanya aneh-aneh pula. Dan sekarang aku sudah bebas sebebas bebasnya.
Ah sudahlaah.. assalamu'alaikum wa'alaikumsalam.
0 Response to "Hilang"
Post a Comment